Senin, 23 Desember 2013 12:50
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia sering sekali membanggakan stabilnya
perekonomian Indonesia dalam menghadapi gejolak perekonomian dunia. Baru-baru
ini, bahkan pemerintah mengklaim telah menyiapkan diri dalam menghadapi
kebijakan tappering off Amerika pada Januari nanti.
Namun demikian, Peneliti
Pusat Ekonomi LIPI, Latief Adam tidak sependapat dengan pemerintah. Menurut
Latief perekonomian Indonesia hanya stabil di tingkat rendah. Ada atau tidaknya
krisis global perekonomian Indonesia masih tetap tumbuh rendah.
"Pemerintah
seolah-olah menyebut ekonomi kita tahan gejolak perekonomian global. Boleh jadi
stabil tapi stabil tingkat rendah. Dibandingkan dengan Singapura kena krisis
dan setelah krisis tumbuh mereka lebih jauh tinggi. Kita usai krisis tumbuhnya
tidak jauh beda misalnya 4 persen ke 6 persen," ucap Latief dalam seminar
LIPI di Kantor Pusat LIPI, Jakarta, Senin (23/12).
Menurut Latief, jika pemerintah terus membiarkan kondisi
seperti ini terus berlanjut maka Indonesia akan sangat sulit keluar dari
jebakan kelas menengah atau middle income trap. Hal ini berdampak pasti pada
sulitnya Indonesia bergerak jadi negara maju.
"Kalau kita tetap
mengandalkan ekonomi tumbuh 6 persen, sulit keluar dari middle income trap.
Kita sangat sulit beranjak jadi negara maju. Sulit keluar dari masalah sosial
ekonomi seperti pengangguran," tegasnya.
Kondisi sulitnya Indonesia
keluar dari negara maju menurut Latief disebabkan faktor kurang gaulnya
perekonomian Indonesia. Rasio ekspor-impor terhadap Pendapatan Domestik Bruto
(PDB) masih sangat kurang, begitu juga dengan investasi. Pergerakan ekonomi
Indonesia saat ini hanya didorong dari pasar modal.
"Kita ini ekonomi
stabil rendah karena perekonomian kita kurang gaul. Ini juga karena institusi
keuangan manfaatnya tidak terlalu optimal mendukung ekonomi berkualitas."
Analisis :
Menurut saya, masih
banyaknya korupsi di tanah air Indonesia ini, sehingga menyebabkan sulit
majunya perekonomian Indonesia. Selain itu masih kurang nya rasio ekspor-impor
terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) begitu juga dengan Investasi. Serta
minimnya pengetahuan masyarakat akan pasar modal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar