Senin, 30 Desember 2013

Lima saham berharga fantastis sepanjang tahun ini

Jumat, 27 Desember 2013 08:38
Merdeka.com - Indonesia masih terus berupaya memperbesar kontribusi pasar modal terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hingga saat ini, jumlah emiten di pasar modal Indonesia relatif masih sedikit jika dibandingkan dengan negara-negara Asia seperti Thailand, Singapura, Malaysia, Hong Kong dan India.
Kepala Eksekutif Otoritas Jasa Keuangan Bidang Pasar ModalNurhaida mengatakan, hingga September 2013 jumlah emiten yang tercatat di pasar modal Indonesia baru mencapai 479 emiten, sementara di Thailand sudah mencapai 577 emiten, Singapura 782 emiten, Malaysia 909 emiten, Hong Kong 1.585 emiten, sedangkan India telah mencapai angka 5.267 emiten.
"Pasar modal Indonesia masih sangat minim dibanding negara-negara lain. Oleh karena itu, perlu meningkatkan market kita dari size maupun jenis produknya," kata Nurhaida di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (18/11).
Selain jumlah emiten yang masih sedikit, para investor domestik yang berinvestasi di pasar modal juga masih minim. Tercatat baru sekitar 500.000 investor domestik yang terlibat di pasar modal Indonesia. Minimnya pengetahuan disinyalir menjadi dasar masih kecilnya pasar modal Indonesia. Selain itu, kemampuan masyarakat dalam membeli saham juga menjadi faktor lain yang menghambat berkembangnya pasar modal di Tanah Air.
Untuk memperbesar potensi masyarakat berinvestasi di pasar modal Tanah Air, Bursa Efek Indonesia akan memberlakukan pembelian slot saham lebih kecil dari sebelumnya 500 lembar saham menjadi 100 lembar saham pada 2014 mendatang. Dengan demikian kemampuan masyarakat untuk membeli saham-saham di pasar modal semakin besar.


Analisis :

Memang diakui Pasar Modal di Indonesia sangatlah minim, disinyalir minimnya pengetahuan akan pasar modal Indonesia masih sangat kecil. Oleh karena itu, perlu ada nya pembelajaran/pengetahuan akan Pasar Modal di Indonesia, diperbanyak juga seminar-seminar dan kursus Pasar Modal, sehingga dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam berinvestasi.

1 komentar: