JAKARTA,
KOMPAS.com -
Pengusaha
mulai mencari langkah antisipasi untuk menghadapi permintaan upah buruh
yang terus naik. Salah satunya dengan mempersiapkan mesin sebagai pengganti
buruh. Langkah ini dinilai akan menekan biaya operasional perusahaan.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Franky Sibarani mengatakan, jika upah buruh terus naik bukan tidak mungkin tenaga kerja di sektor industri makanan dan minuman bakal dikurangi dan menggantinya dengan mesin.
"Tentu lebih murah menggunakan mesin, sebagian besar perusahaan makanan dan minuman lebih banyak mencoba investasi untuk mesin," ujar Franky kepada tribunnews.com, Kamis (31/10/2013).
Franky menjelaskan, jika
memakai tenaga mesin tentu akan mempermudah proses produksi makanan.
"Tenaga mesin lebih enak, tinggal pencet tombol kanan kiri, monitoring
juga mudah," ungkap Franky.
Franky menambahkan,
awalnya pengusaha makanan minuman investasi mesin untuk produksi karena
kenaikan upah buruh pada 2012 di semua provinsi. "Pengusaha Investasi
mesin karena didorong oleh upah buruh naik pada 2012 dan awal 2013," jelas
Franky.
Sumber :
Analisis :
Seiring terjadinya demo besar-besaran
yang dilakukan para buruh guna menuntut upah yang tinggi, para pengusaha mulai
mencari langkah antisipasi untuk menghadapi permintaan upah buruh yang terus
naik, yaitu dengan mempersiapkan mesin sebagai pengganti buruh. Menurut saya,
jika penggunaan mesin lebih murah menekan biaya operasional, mengapa tidak
menggantikan tenaga buruh yang dapat mengakibatkan biaya operasional lebih
besar dibandingkan menggunakan tenaga mesin. Selain itu, tenaga mesin akan
mempermudah proses produksi suatu produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar