Jumat, 1 November 2013
Merdeka.com
- Kepala
Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin ikut angkat bicara menanggapi maraknya
aksi demo buruh yang terjadi beberapa hari terakhir. Menurut Suryamin, demo
buruh bisa berdampak pada penurunan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara jika
terjadi berlarut-larut.
Suryamin menyebut, demo buruh
akan sangat terasa pada output perusahaan. Produksi perusahaan berhenti
berjam-jam dan berpengaruh pada indeks produksi. Dengan kata lain, perusahaan
menjadi tidak produktif lagi.
"Demo buruh akan berpengaruh
pada output yang berhenti berjam-jam. Nanti itu harus dipertimbangkan.
Berpengaruh kepada indeks produksi perusahaan," kata Suryamin di Gedung
BPS, Jakarta, Jumat (1/11).
Tidak hanya itu, nilai tambah
produksi juga akan terus menurun. Dengan menurunnya nilai tambah dan output
produksi, akhirnya membuat kemampuan perusahaan menggaji karyawan menjadi
tergerus.
"Nilai tambah akan terus
menurun, kemampuan cost produksi akan turun. Kalau terlalu lama pada PDB sektor
masing masing. Itu kan nanti akhir tahun berdampak atau tidak," katanya.
Disinggung soal pengurangan
produksi karena demo buruh, Suryamin enggan menjelaskannya. Dia hanya
mengatakan, penurunan produksi masih bisa ditutupi dari sektor lain.
"Tapi kan ada sektor lain
yang mendorong perekonomian kita," tutupnya.
Sumber :
Analisis :
Memang dengan
maraknya demo buruh menuntut kenaikan upah akan berdampak buruk bagi
perusahaan, karena dengan demonya para buruh, proses produksi secara tidak
langsung berhenti berjam-jam dan mempengaruhi indeks produksi. Seperti
disebutkan dalam berita diatas, jika demo buruh tersebut terus berlanjut, maka akan
berdampak pada penurunan PDB Negara.
Oleh karena itu, menurut saya, perlu adanya kesadaran dari para buruh akan
dampak dari demo tsb. Bukan tidak mungkin
akan terjadi PHK jika nilai tambah
dan output produksi mengalami penurunan sehingga perusahaan tidak mampu
menggaji para karyawannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar