Kamis, 31 Oktober 2013
Merdeka.com
- Selama
ini pemerintah dinilai lebih mementingkan impor ikan daripada memanfaatkan ikan
dalam negeri. Padahal potensi ikan Indonesia mencapai 7 kali lipat dari APBN
pemerintah.
Presiden Direktur PT Perikanan
Nusantara Abdussalam Konstituanto menuturkan, untuk menyiasati ikan impor yang
murah, pihaknya memilih untuk ekspor ikan kecil.
"Sekarang 60 persen kita
ekspor dan 40 persen untuk domestik. Domestik itu dilema, di satu sisi kita
ingin sejahtera, tapi sisi lain rakyat kita butuh ikan. Batasan kuota impor
ikan pun kita enggak tahu dan harganya lebih murah," ucapnya ketika
ditemui di Kantornya, Jakarta, Kamis (31/10).
Jenis ikan kecil yang diekspor
perusahaan pelat merah itu antara lain ikan kakap, ikan kembung, serta tuna dan
ikan tongkol. Negara tujuan ekspor mulai dari Taiwan, Thailand, Vietnam, Korea,
China, Eropa seperti Jerman Timur, Jerman Barat serta Rusia.
"Tuna yang paling besar dan
ada yang kita olah dulu. Di Amerika agak susah karena ada sindikat usaha dan
ikan kita dibakar," katanya.
Dari sisi kuantitas, ekspor ikan
Indonesia juga masih kecil, baru 10 ton dalam satu bulan. "Ikan kita
nampung dari nelayan juga, nangkap sendiri juga. Kita kerja sama dengan
nelayan, itu sekitar 80 persen ikan nelayan," tutupnya.
Sumber :
Analisis :
Menurut saya,
pemerintah harus mengembangkan SDM dan mengelola BUMN perikanan dan kelautan
secara baik, karena di Indonesia ini potensi alam kita sangat melimpah. Kalau
dikelola dengan baik dan benar, pasti akan menguntungkan Negara dan bangsa ini.
Sehingga tingkat ekspor Negara kita mengalami kenaikan yang pesat dibandingkan
tingkat impornya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar