Minggu, 3 November 2013
Sindonews.com -
Maraknya tawaran hadiah dan undian yang dilakukan perbankan guna menarik dana
simpanan nasabah menjadi perhatian Bank Indonesia (BI).
Kepala Divisi Assessment, Ekonomi, dan Keuangan BI Wilayah I Sulampua, Noor Yudanto mengatakan, ketatnya likuiditas membuat perbankan menjalankan program hadiah untuk menarik dana dari masyarakat.
"Program yang ditawarkan sejumlah perbankan, merupakan hal yang wajar sebagai strategi pemasaran dari bank yang bersangkutan. Namun, BI mengimbau kepada bank-bank untuk lebih terbuka dan transparan dalam struktur biayanya yang tercermin dalam suku bunga dasar kredit (SBDK)," katanya, Minggu (3/11/2013).
Menurutnya, secara persentase biaya yang dikeluarkan bank lewat program hadiah belum terlalu besar ketimbang jika harus "menanggung" kenaikan suku bunga yang misalnya naik satu persen.
Berdasarkan data BI, rasio keuangan bank per Juli 2013 juga masih dalam kisaran yang baik dalam artian rasionya tergolong rendah. Besarnya biaya operasional terkait dengan rasio keuangan bank atau yang biasa dikenal dengan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) relatif lebih rendah dari bulan sebelumnya. Indikatornya, semakin rendah rasio BOPO, maka rasio keuangan bank semakin baik.
Per Juli 2013, rasio BOPO bank umum di Indonesia 74,14 persen dengan biaya operasional Rp 202, 408 triliun dan pendapatan operasional Rp 273,011 triliun.
Rasio BOPO ini sedikit membaik dibandingkan dengan posisi Juni 2013 yang sebesar 74,66 persen atau jika dibandingkan dengan Mei 2013 yang mencapai 74,54 persen.
Per Juni 2013, biaya operasional bank umum mencapai Rp179,027 triliun, sedangkan pendapatan operasional Rp239,786 triliun. Per Mei 2013, biaya operasional sebesar Rp146,52 triliun, sedangkan pendapatan operasional sebesar Rp196,559 triliun.
Hanya saja, yang menjadi kekhawatiran BI adalah persaingan yang tidak sehat antara bank-bank besar dengan kecil. "Bisa-bisa bank kecil tidak kebagian. Tapi kalau dari historis selama ini, meski perbankan yang memiliki dana besar gencar menawarkan program undian, bank kecil juga tetap tumbuh. Artinya masyarakat juga punya referensi untuk memilih bank," jelasnya.
Kepala Divisi Assessment, Ekonomi, dan Keuangan BI Wilayah I Sulampua, Noor Yudanto mengatakan, ketatnya likuiditas membuat perbankan menjalankan program hadiah untuk menarik dana dari masyarakat.
"Program yang ditawarkan sejumlah perbankan, merupakan hal yang wajar sebagai strategi pemasaran dari bank yang bersangkutan. Namun, BI mengimbau kepada bank-bank untuk lebih terbuka dan transparan dalam struktur biayanya yang tercermin dalam suku bunga dasar kredit (SBDK)," katanya, Minggu (3/11/2013).
Menurutnya, secara persentase biaya yang dikeluarkan bank lewat program hadiah belum terlalu besar ketimbang jika harus "menanggung" kenaikan suku bunga yang misalnya naik satu persen.
Berdasarkan data BI, rasio keuangan bank per Juli 2013 juga masih dalam kisaran yang baik dalam artian rasionya tergolong rendah. Besarnya biaya operasional terkait dengan rasio keuangan bank atau yang biasa dikenal dengan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) relatif lebih rendah dari bulan sebelumnya. Indikatornya, semakin rendah rasio BOPO, maka rasio keuangan bank semakin baik.
Per Juli 2013, rasio BOPO bank umum di Indonesia 74,14 persen dengan biaya operasional Rp 202, 408 triliun dan pendapatan operasional Rp 273,011 triliun.
Rasio BOPO ini sedikit membaik dibandingkan dengan posisi Juni 2013 yang sebesar 74,66 persen atau jika dibandingkan dengan Mei 2013 yang mencapai 74,54 persen.
Per Juni 2013, biaya operasional bank umum mencapai Rp179,027 triliun, sedangkan pendapatan operasional Rp239,786 triliun. Per Mei 2013, biaya operasional sebesar Rp146,52 triliun, sedangkan pendapatan operasional sebesar Rp196,559 triliun.
Hanya saja, yang menjadi kekhawatiran BI adalah persaingan yang tidak sehat antara bank-bank besar dengan kecil. "Bisa-bisa bank kecil tidak kebagian. Tapi kalau dari historis selama ini, meski perbankan yang memiliki dana besar gencar menawarkan program undian, bank kecil juga tetap tumbuh. Artinya masyarakat juga punya referensi untuk memilih bank," jelasnya.
Sumber :
Analisis
:
Memang
sudah selayaknya BI mengawasi segala aktivitas perbankan yang ada di Indonesia.
Tapi menurut saya, tawaran hadiah dan undian yang sekarang ini marak dilakukan
perbankan guna menarik dana simpanan nasabah itu hal yang wajar. Mengapa? Karena
hal tersebut merupakan strategi pemasaran masing-masing perbankan, hanya saja
perbankan juga harus tetap terbuka dan transparan dalam struktur biaya yang
tercermin dalam suku bunga dasar kredit (SBDK).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar