Minggu, 03 November 2013

Hanya 50 persen lulusan universitas mengerti pasar modal

Merdeka.com - Pasar modal belum menjadi industri yang familiar untuk masyarakat Indonesia. Bahkan, untuk kalangan berpendidikan tinggi sekalipun.
Hanya sekitar 50 persen sarjana yang mengerti soal industri keuangan, khususnya pasar modal. "Semakin ke bawah pendidikannya, semakin kecil pemahamannya soal industri keuangan. Saya pikir sekitar 15 persen yang hanya mengerti," ujar Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, saat workshop pasar modal, di Bali, Minggu (3/11).
Sehingga wajar jika pertumbuhan pasar modal saat ini masih tertinggal dibandingkan dengan industri keuangan lainnya, semacam perbankan, di Indonesia. Ini berbeda dengan pertumbuhan pasar modal di negara maju yang lebih pesat ketimbang perbankannya.
"Ini mengingat size atau market di pasar modal negara tersebut sangat besar. Berbeda dengan Indonesia, dimana masalah size atau kapitalilsasi pasar di pasar modal masih menjadi persoalan yang harus di kembangkan lagi," kata Muliaman.
Untuk itu, OJK beserta Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melakukan sosialisasi lebih jauh terkait pemahaman pasar modal. Sehingga ke depan pasar modal bisa dijadikan sumber pendanaan jangka panjang di luar perbankan.
"Kondisi ini diharapkan juga ikut mendongkrak jumlah investor pasar modal lebih banyak lagi dan ada opsi yang bisa dimanfaatkan di pasar modal terkait pembiayaan jangka panjang," ungkapnya.
Sumber :

Analisis :
Menurut asumsi saya, terutama  pada universitas-universitas di Indonesia, banyak yang tidak mengajarkan studi tentang Pasar Modal di dalam perkuliahannya. Sehingga pengetahuan mahasiswa/i akan pasar modal sangatlah minim. Dan pengetahuan akan pasar modal pada umumnya hanya ada di seminar-seminar/workhop saja. Oleh karena itu, perlu adanya langkah dari pemerintah/menteri pendidikan agar menambahkan mata kuliah yang berkaitan dengan pasara modal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar