Etika
bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Contoh
penerapan etika dalam dunia bisnis:
a.
Pada saat menjelang hari raya, para anggota DPR dilarang menerima bingkisan
dalam bentuk apapun (pengendalian diri)
b.
Pada saat ramadhan, pelaku bisnis mengadakan santunan kepada anak yatim
(pengenbangan tanggung jawab sosial)
c.
Menciptakan sebuah perencanaan yang akan digunakan dalam memajukan dunia bisnis
kedepannya (menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan)
d. Menaati segala
peraturan yang telah ditetapkan perusahaan dan menjalankannya dengan sebaik
mungkin (konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama).
Lingkungan
Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Tujuan dari sebuah
bisnis kecil adalah untuk tumbuh dan menghasilkan uang. Untuk melakukan itu,
penting bahwa semua karyawan dipapan dan bahwa kinerja mereka dan perilaku
berkontribusi pada kesuksesan perusahaan. Perilaku karyawan, bagaimanpun dapat
dipengaruhi oleh faktor eksternal diluar bisnis. Pemilik usaha kecil perlu
menyadari faktor-faktor dan untuk melihat perubahan perilaku karyawan yang
dapat sinyal masalah.
Budaya
Organisasi
Keseluruhan budaya
perusahaan dampak bagaimana karyawan melakukan diri dengan rekan kerja,
pelanggan dan pemasok. Lebih dari sekedar lingkungan kerja, budaya organisasi
mencakup sikap manajemen terhadap karyawan, rencana pertumbuhan perusahaan dan
otonomi / pemberdayaan yang diberikan kepada karyawan.
Ekonomi
Lokal
Melihat seorang
karyawan dari pekerjaannya dipengaruhi oleh keadaan perekonomian setempat. Jika
pekerjaan yang banyak dan ekonomi booming, karyawan secara keseluruhan lebih
bahagia dan perilaku mereka dan kinerja cermin itu. Disisi lain, saat-saat yang
sulit dan pengangguran yang tinggi, karyawan dapat menjadi takut dan cemas
tentang memegang pekerjaan mereka. Kecemasan ini mengarah pada kinerja yang
lebih rendah dan penyimpangan dalam penilaian.
Reputasi
Perusahaan dalam Komunitas
Persepsi karyawan
tentang bagaimana perusahaan mereka dilihat oleh masyarakat lokal dapat
mempengaruhi perilaku. Jika seorang karyawan menyadari bahwa perusahaannya
dianggap curang atau murah, tindakannya mungkin juga seperti itu. Ini adalah
kasus hidup sampai harapan. Namun, jika perusahaan dipandang sebagai pilar
masyarakat dengan banyak goodwill, karyawan lebih cenderung untuk menunjukkan
perilaku serupa karena pelanggan dan pemasok berharap bahwa dari mereka.
Kesaling-tergantungan
Adalah Bisnis dan Masyarakat
Alam telah mengajarkan
kebijaksanaan tentang betapa hubungan yang harmonis dan kesalingtergantungan
itu amatlah penting. Bumi tempat kita berpijak, masih setia bekerja sama dan
berkolaborasi dalam tim dan secara tim dengan planet-planet lain, namun
penghuninya kebanyakan telah berjalan sendiri-sendiri. Manusia yang konon
khalifah dibumi, merasa sudah tidak membutuhkan manusia lainnya. Bukanlah
saling ketergantungan yang dibina, melainkan ketergantungan yang terus diusung.
Kesaling-tergantungan
bekerja didasarkan pada relasi kesetaraan, egalitarianisme. Manusia bekerja
sama, bergotong-royong dengan sesamanya memegang prinsip kesetaraan. Tidak akan
tercipta sebuah gotong-royong jika manusia terlalu percaya kepada keunggulan
diri dibanding yang lain, entah itu keunggulan ras, agama, suku, ekonomi dan
sebagainya.
Kepedulian
Pelaku Bisnis Terhadap Etika
Korupsi, kolusi dan
nepotisme yang semakin meluas dimasyarakat yang sebelumnya hanya ditingkat
pusat dan sekarang meluas sampai ke daerah-daerah, dan maminjam istilah guru
bangsa yaknu Gus Dur, korupsi yang sebelumnya dibawah meja, sekarang sampai
kemeja-mejanya dikorupsi dalam bentuk moral hazarddikalangan elit politik dan
elit birokrasi. Hal ini mengindikasikan bahwa disebagian masyarakat kita telah
terjadi krisis moral dengan menghalalkan segala macam cara untuk mencapai
tujuan. Tetapi ini semua adalah pemahaman, implementasi dan investasi etika dan
nilai-nilai moral bagi para pelaku bisnis dan para elit politik.
Dalam kaitan dengan
etika bisnis, terutama bisnis berbasis syariah, pemahaman para pelaku usaha
terhadap ekonomi syariah selama ini masih cenderung pada sisi “emosional” saja
dan terkadang mengkesampingkan konteks bisnis itu sendiri. Padahal segmen pasar
dari ekonomi syariah cukup luas, baik itu untuk usaha perbankan maupun asuransi
syarih.
Perkembangan
Dalam Etika Bisnis
Berikut
adalah perkembangan etika bisnis:
1.
Situasi Dahulu
Pada awal sejarah
filsafat, Plato, Aristoteles dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki
bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan
membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2.
Masa Peralihan tahun 1960-an
Ditandai pemberontakan
terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat, revolusi mahasiswa (diibukota
Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal
ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan
menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Bussines adn
Society.
3.
Etika Bisnis Lahir di AS tahun 1970-an
Sejumlah filsuf mulai
terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis disekitar bisnis dan etika
bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang
meliputi dunia bisnis di AS.
4.
Etika Bisnis Meluas ke Eropa tahun 1980-an
Di Eropa Barat, etika
bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kiran 10 tahun kemudian.
Terdapat forum pertemuan antara akademi dari universitas serta sekolah bisnis
yang disebut European Business Ethics Network (EEBN).
5.
Etika Bisnis Menjadi Fenomena Global tahun 1990-an
Tidak terbatas lagi
pada dunia barat, etika bisnis sudah dikembangkan diseluruh dunia. Telah
didirikan International Society for Business, Economics and Ethics (ISBEE)
pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
Etika
Bisnis Dalam Akuntansi
Amerika Serikat yang
selama ini dianggap sebagai Negara super power dan juga kiblat ilmu pengetahuan
termasuk displin ilmu akuntansi harus menelan kepahitan. Skandal bisnis yang
terjadi seakan menghilangkan kepercayaan oleh para pelaku bisnis dunia tentang
praktik Good Corporate Governance di Amerika Serikat.
Banyak perusahaan yang
melakukan kecurangan diantaranya adalah TYCO yang diketahui melakukan
manipulasi data keuangan (tidak mencantumkan penurunan aset), disamping
melakukan penyelundupan pajak. Global Crossing termasuk salah satu perusahaan
terbesar telekomunikasi di Amerika Serikat dinyatakan bangkrut setelah
melakukan sejumlah investasi penuh resiko. Enron yang hancur berkeping terdapat
beberapa skandal bisnis yang menimpa perusahaan-perusahaan besar di Amerika
Serikat. Worldcom juga merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar
di Amerika Serikat melakukan manipulasi keuangan dengan menutupi pengeluaran
US$3.8 milyar untuk mengesankan pihaknya menuai keuntungan, padahal
kenyataannya rugi. Xerox Corp. diketahui memanipulasi laporan keuangan dengan
menerapkan standar akunting secara keliru sehingga pembukuan perusahaan
mencatat laba US $ 1.4 milyar selama 5 tahun. Dan masih banyak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar