Pengertian E-Commerce
Definisi E-Commerce menurut
Laudon & Laudon (1998), E-Commerce adalah suatu proses membeli dan
menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari
perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi
bisnis.
E-Commerce atau yang biasa disebut juga dengan istilah Ecom
atau Emmerce atau EC merupakan pertukaran bisnis yang rutin dengan
menggunakan transmisi Electronic Data Interchange (EDI), email,
electronic bulletin boards, mesin faksimili, dan Electronic Funds
Transfer yang berkenaan dengan transaksi-transaksi belanja di Internet
shopping,
Stock online dan surat obligasi,
download dan penjualan software, dokumen, grafik, musik, dan
lain-lainnya, serta transaksi Business to Business (B2B). (Wahana
Komputer Semarang 2002).
Sedangkan definisi E-Commerce menurut David
Baum (1999, pp. 36-34) yaitu: E-Commerce is a dynamic set of
technologies, applications, and bussines process that link enterprises,
consumers, and communities through electronics transactions and the
electronic exchange of goods, services, and informations.
Diterjemahkan
oleh Onno. W. Purbo: E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi,
aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan
komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang,
pelavanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik.
Jenis-jenis E-Commerce
Kegiatan E-Commerce mencakup banyak hal, untuk membedakannya E-Commerce dibedakan menjadi 2 berdasarkan karakteristiknya:
1. Business to Business, karakteristiknya:
• Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama.
• Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format data yang telah disepakati bersama.
• Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk mengirimkan data.
• Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
2. Business to Consumer, karakteristiknya:
• Terbuka untuk umum, di mana informasi disebarkan secra umum pula.
• Servis yang digunakan juga bersifat umum, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.
• Servis yang digunakan berdasarkan permintaan.
• Sering dilakukan sistim pendekatan client-server.
Tujuan Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis
Tujuan
suatu perusahaan menggunakan sistim E-Commerce adalah dengan
menggunakan E-Commerce maka perusahaan dapat lebih efisien dan efektif
dalam meningkatkan keuntungannya.
Mantaat Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis
Manfaat dalam menggunakan E-Commerce dalam suatu perusahaan sebagai sistem transaksi adalah:
a. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas jarak dan waktu.
b. Menurunkan biaya operasional (operating cost).
Transaksi
E-Commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya
diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban
gaji yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi
c. Melebarkan jangkauan (global reach).
Transaksi
on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas
tempat dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan
menggunakan media perantara komputer.
d. Meningkatkan customer loyalty.
Ini
disebabkan karena sistem transaksi E-Commerce menyediakan informasi
secara lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain
itu dalam hal pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan
konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan.
e. Meningkatkan supply management.
Transaksi
E-Commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan
terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia
sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka
sistem supply management yang baik harus ditingkatkan.
f Memperpendek waktu produksi.
Pada suatu perusahaan yang terdiri dari berbagai
divisi atau sebuah distributor di mana dalam pemesanan bahan baku atau
produk yang akan dijual apabila kehabisan barang dapat memesannya setiap
waktu karena on-line serta akan lebih cepat dan teratur karena semuanya
secara langsung terprogram dalam komputer.
Ancaman Menggunakan E-Commerce (Threats)
Threats merupakan kemungkinan-kemungkinan munculnya kejadian yang dapat membahayakan asset-aset yang berharga.
Ada beberapa bentuk ancaman yang mungkin terjadi:
• System Penetration
Orang-orang
yang tidak berhak melakukan akses ke system computer dapat dan
diperbolehkan melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.
• Authorization Violation
Pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang legal yang dimiliki seseorang yang berhak mengakses sebuah sistim.
• Planting
Memasukan sesuatu ke dalam sebuah system yang dianggap legal tetapi belum tentu legal di masa yang akan datang.
• Communications Monitoring
Seseorang
dapat mernantau semua infonnasi rahasia dengan melakukan monitoring
komunikasi sederhana di sebuah tempat pada jaringan komunikasi.
• Communications Tampering
Segala
hal yang membahayakan kerahasiaan informasi seseorang tanpa melakukan
penetrasi, seperti mengubah infonnasi transaksi di tengah jalan atau
membuat sistim server palsu yang dapat menipu banyak orang untuk
memberikan infonnasi rahasia mereka secara sukarela.
• Denial of service
Menghalangi seseorang dalam mengakses informasi, sumber, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
• Repudiation
Penolakan terhadap sebuah aktivitas transaksi atau sebuah komunikasi baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
Sumber :
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/e-commerse-definisi-jenis-tujuan.html
(Minggu, 24 Juni 2012, 15:22)
Minggu, 24 Juni 2012
Rabu, 02 Mei 2012
Angkatan Kerja dan Pengangguran
A. DEFINISI PENGANGGURAN
Penganguran… kata pengangguran di Indonesia sudah tidak asing lagi di
telinga masyarakat Indonesia. Pengangguran adalah sebutan untuk orang yang
tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
B. MASALAH PENGANGGURAN DI INDONESIA
Tingkat pengangguran di
Indonesia sangatlah tinggi. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah
angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah social
lainnya.
Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan social
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu Negara.
C. KESIMPULAN
Pengangguran di
Indonesia kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, banyak sekali terdapat
pengangguran dimana-mana. Penyebab pengangguran di Indonesia ialah terdapat
pada masalah SDM itu sendiri dan tentunya keterbatasan lapangan pekerjaan.
Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah telah membuat suatu program
untuk menampung para pengangguran. Selain mengharapkan bantuan dari pemerintah
sebaiknya kita secara pribadi juga harus berusaha memperbaiki kualitas sumber
daya agar tidak menjadi seorang pengangguran dan menjadi beban pemerintah. Ada
kalanya bagi lulusan sarjana nanti lebih baik setelah lulus membuat lapangan
pekerjaan sendiri (wiraswasta). Sehingga dengan membuka lapangan pekerjaan
senidiri, sedikit demi sedikit dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia
Indonesia dan Perdagangan Bebas
A. PENGERTIAN PERDAGANGAN BEBAS
Kata Perdagangan Bebas sudah tidak asing lagi di telinga kita. Menurut
dari beberapa sumber yang saya baca, Perdagangan Bebas ialah perdagangan antar
individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang
berbeda.
B. EKONOMI INDONESIA
Indonesia memiliki
potensi alam yang sangat banyak. Kegiatan ekonomi Indonesia sangat berpengaruh
terhadap pendapatan nasional, akan tetapi kebijakan yang ada saat ini belum
sepenuhnya dapat mengatur keseimbangan ekonomi di Indonesia. Sistem ekonomi
yang dipakai Indonesia sekarang adalah sistem ekonomi campuran, yang artinya
suatu sistem organisasi yang ditandai dengan keikutsertaan pemerintah dalam hal
penentuan cara-cara mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat.
Ekspor dan impor juga menjadi utama bagi Indonesia sudah di galakkan sejak
tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan
ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada
industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri
membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi
sesuatu yang sangat lazim. Persaingna sangat tajam antar berbagai produk. Dalam
hal demikian, perlu adanya keseimbangan pasar.
C. INDONESIA DAN PERDAGANGAN BEBAS
Perekonomian Indonesia
pada saat ini dihadapkan dengan sistem perdagangan bebas. Padahal Indonesia
belum siap menghadapi perdagangan bebas, sebab nilai-nilai dasar seperti;
kejujuran, disiplin, visioner, kerjasama, tanggung jawab, peduli dan adil,
belum menjadi landasan para pelaku industri atau ekonomi. Jadi rakyat, para
pelaku industri & ekonomi di Indonesia tidak siap untuk menerima
perdagangan bebas.
D. KESIMPULAN
Globalisasi ekonomi dan
perdagangan bebas antar negara dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
suatu negara yang ikut dalam perdagangan bebas, dengan mengandalkan komoditas yang
mempunyai keunggulan komparitif dan keunggulan kompetitif. Pemerintah dalam
meningkatkan persaingan menghadapi perdagangan bebas global sangat berperan
penting. Mengingat produk Indonesia yang kualitasnya minim, sehingga bisa
terjadinya pembelian besar-besarna terhadap barang impor yang masuk. Perlunya
juga peran aktif dari masyarakat agar tidak terlalu tertarik oleh produk impor
yang masuk, agar terjadinya keseimbangan pasar.
Sumber :
M. Porter. Thn. 1997. Porter dalam Sihaan (2009), Harapan dan Tantangan Ekonomi Lokal Menuju Perdagangan Bebas
Pardede Muhammad Tamim, 2009, Perdagangan Bebas dengan Cina 2010, Membentuk Kebangkrutan Indonesia Menuju Kebangkitan Komunis 2
Sumber :
M. Porter. Thn. 1997. Porter dalam Sihaan (2009), Harapan dan Tantangan Ekonomi Lokal Menuju Perdagangan Bebas
Pardede Muhammad Tamim, 2009, Perdagangan Bebas dengan Cina 2010, Membentuk Kebangkrutan Indonesia Menuju Kebangkitan Komunis 2
Jumat, 13 April 2012
KEBIJAKAN PEMERINTAH
Disusun Oleh
Kelompok
1EB24:
Dwi
Prastyanto/28211666
Fajar Aji
Sondang 28211315
Fathiyyaturrahmah
M./27211968
Gena Enka
Lestari/23211028
Ike
Setiani/23211491
Januar
Herdyanto/23211789
Nimas
Indrayanti/25211173
Nurul
Astuti/25211389
Kebijakan
Periode selama 1966-1969
Pada periode
1966-1969 Pemerintah lebih memusatkan perhatian pada kebijakan mengenai proses
perbaikan dan penghapusan semua unsur dari peniggalan pemerintahan orde lama
yang mengandung unsur komunisme. Pada masa ini pemerintah berjuang untuk menekan
tingkat inflasi yang tinggi karena pemerintahan orde lama. Pembersihan
proses-proses kebijakan orde lama yang tidak efisien dan efektif terutama dari
faham-faham komunisme. Titik beratnya, yaitu penurunan tingkat inflasi, proses
produksi yang tidak efektif dan efisien, penggunaan pendapatan yang lebih
efektif dan efisien untuk menunjang proses pembangunan.
Kebijakan
Pelita I
Pada periode
pelita I perekonomiaan Indonesia sedang kurang baik, dimana Indonesia sedang
mengalami tinggkat pengangguran yang tinggi. Sementara itu pemerintah
menyempurnakan peraturan mengenai Tata Niaga bidang Eksport dan Import yang
mendevaluasi mata uang rupiah terhadap dollar. Keadaan ini megakibatkan
perekomonian kekurangan dana semetara itu perekonomian didesak untuk mendapatkan
dana yang besar untuk investasi agar menambah lapangan pekerjaan.
1. PP No. 16
Tahun 1970 à penyempurnaan tataniaga ekspor dan impor.
2. PP bulan
Agustus 1971 mengenai devaluasi rupiah terhadap dollar Amerika.
Sasarannya
kestabilan harga bahan pokok, peningkatan nilai ekspor, kelancaran impor,
penyebaran barang di dalam negeri.
Kebijakan
Pelita II
Sasaran yang
hendak di capai pada masa ini adalah pangan, sandang, perumahan, sarana dan
prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas lapangan kerja. Pelita II
berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun.
Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industry juga terjadi kenaikan produksi.
Lalu banyak jalan dan jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.
Kebijakan
Pelita III
Lebih
menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan terciptanya masyarakat yang
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan
ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang. Pedoman pembangunan
nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari
kedua pedoman tersebut.
Kebijakan
Pelita IV
Menitik
beratkan pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha menuju swasembada
pangan, serta meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri
sendiri, baik industri berat maupun industri ringan. Selain swasembada pangan,
pelita IV juga dilakukan program KB dan rumah untuk keluarga.
Kebijakan
Pelita V
Menitik
beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk menetapkan swasembada pangan
dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya dan sektor industri khususnya
industri yang menghasilkan barang ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga
kerja, industri pengolahan hasil pertanian, serta industri yang dapat
menghasilkan mesin mesin industri.
Pelita V
adalah akhir dari ploa pembangunan jangka panjang tahap pertama.
Kebijakan
Moneter
Kebijakan
Moneter adalah proses mengatur
persediaan uang sebuah negara untuk perkembangan kegiatan perekonomian
yang diinginkan. Kebijakan moneter digolongkan menjadi dua dalam
pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat, yaitu:
1.
Kebijakan Moneter Ekspansif: kebijakan menambah jumlah uang yang
edar.
2.
Kebijakan Moneter Kontraktif: kebijakan mengurangi jumlah uang
yang edar.
Empat
instrument untuk menjalankan kebijakan moneter, yaitu operasi Pasar Terbuka, Fasilitas
Diskonto, Rasio Cadangan Wajib, Himbauan Moral.
Kebijakan
Fiskal
Kebijakan
fiskal adalah kebjakan pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan atau
pengeluaran Negara. Contoh kebijakan fiskal adalah apabila perekonomian
nasional mengalami inflasi, maka pemerintah dapat mengurangi kelebihan
permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan atau menaikkan pajak
agar tercipta kestabilan lagi. Tujuan kebijakan fiskal yaitu untuk mempengaruhi
jalannya perekonomian. Hal ini dilakukan dengan cara memperbesar dan
memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah transfer pemerntah
(Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah sehingga dapat
mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N).
Kebijakan
Fiskal dan Moneter di Luar Negeri
Kebijakan
Menekan Pengeluaran
dilakukan
dengan cara mengurangi pengeluaran konsumsi. Dengan cara menaikkan pajak
pendapatan, menaikkan tingkat bunga, mengurangi pengeluaran pemerintah.
Kebijakan
Memindahkan Pengeluaran
Dengan cara
1. Memaksa:
Mengenakan tarif dan atau kuota, mengawasi pemakaian valuta asing.
2.
Rangsangan: mengurangi pajak komoditi ekspor, menyederhanakan prosedur ekspor,
memberantas pungli dan biaya siluman, menstabilkan harga dan upah di dalam
negeri, melakukan devaluasi
Kebijakan
Subsidi BBM
Pada tahun
ini banyaknya kontroversi yang dibahas oleh masyarakat yang berkaitan dengan
rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM secara bertahap karena secara
bertahap ini pula subsidi terhadap BBM akan dihapuskan oleh Negara. Banyak yang
tidak setuju atas kenaikan dan penghapusan BBM oleh kalangan masyarakat
menengah kebawah. Pemerintah melakukan kebijakan itu karena untuk
mengseimbangkan anggaran belanja tahunan negara kita dan mengikuti kenaikan
minyak dunia. Oleh karena itu, pemerintah sangat terpaksa melakukan kebijakan
tersebut.
Dalam kebijakan ini akan membahas Kebijaksanaan
pemerintah dalam penghapusan subsidi BBM yang pada akhirnya menaikkan harga BBM
di Indonesia itu dan cara penyaluran dana sisa anggaran subsidi BBM itu yang
menurut perhitungan APBN jumlah itu sekitar 800 miliar rupiah.
Sumber:
doc/24616247/Kondisi-Ekonomi-Indonesia-Pada-Masa-Orde-Baru
DR. MOHAMMAD ABDUL
MUKHYI, SE., MM/FAKULTAS EKONOMI/UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA
Minggu, 25 Maret 2012
PERKEMBANGAN STRATEGI DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
PENGERTIAN PEMBANGUNAN
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya peren canaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pemba ngunan merupakan proses untuk melakukan perubahan.
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
2. Strategi pembangunan dengan pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3. Strategi ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi tergantungan adalah :
• Kemiskinan di negara – negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak / negara lainnya.
4. Strategi Pendekatan kebutuhan pokok
Sasarana dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya.
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya peren canaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pemba ngunan merupakan proses untuk melakukan perubahan.
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
A. MACAM – MACAM STRATEGI PEMBANGUNAN INDONESIA
Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari perekonomian suatu negara adalah mengetahui tentang strategi pembangunan ekonomi. Beberapa strategi pembangunan ekonomi yang dapat disampaikan adalah :
Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari perekonomian suatu negara adalah mengetahui tentang strategi pembangunan ekonomi. Beberapa strategi pembangunan ekonomi yang dapat disampaikan adalah :
1.Strategi Pertumbuhan
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah :
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah :
• Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat apada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
• Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah ( trickle – down – effect ) pendistribusian kembali.
• Jika terjadi ketimpangan atau ketidak merataan hal tersebut merupakan prasyarat terciptanya pertumbuhan ekonomi.
• Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah ( trickle – down – effect ) pendistribusian kembali.
• Jika terjadi ketimpangan atau ketidak merataan hal tersebut merupakan prasyarat terciptanya pertumbuhan ekonomi.
2. Strategi pembangunan dengan pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3. Strategi ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi tergantungan adalah :
• Kemiskinan di negara – negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan negara tersebut dari pihak / negara lainnya.
4. Strategi Pendekatan kebutuhan pokok
Sasarana dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya.
B. FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN STRATEGI
PEMBANGUNAN EKONOMI
Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa yang digunakan dalam proses pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan ‘Apa tujuan yang hendak dicapai?’
Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan masyarakat yang mandiri, maka strategi ketergantungan yang mungkin akan dipakai. Jika tujuan yang ingin dicapai adalah pemerataan kebutuhan pokok, maka strategi pendekatan kebutuhan pokok lah yang akan dipergunakan.
Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa yang digunakan dalam proses pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan ‘Apa tujuan yang hendak dicapai?’
Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan masyarakat yang mandiri, maka strategi ketergantungan yang mungkin akan dipakai. Jika tujuan yang ingin dicapai adalah pemerataan kebutuhan pokok, maka strategi pendekatan kebutuhan pokok lah yang akan dipergunakan.
C. STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
Sebelum Orde Baru strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak adanya kecenderungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal Orde Baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha-usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tingi (Hyper Inflasi).
Strategi-strategi trsebut kemudian dipertegas dengan ditetapkan sasaran-sasaran dan titik berat setiap Repelita, yaitu :
REPELITA I : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
REPELITA II : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
REPELITA III : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
REPELITA IV : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
Sebelum Orde Baru strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak adanya kecenderungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal Orde Baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha-usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tingi (Hyper Inflasi).
Strategi-strategi trsebut kemudian dipertegas dengan ditetapkan sasaran-sasaran dan titik berat setiap Repelita, yaitu :
REPELITA I : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
REPELITA II : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
REPELITA III : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya
REPELITA IV : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
D.PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Adapun definisi perencanaan pembangunan, menurut Bintoro Tjokromidjojo, manfaat perencanaan adalah :
1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu persyaratan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
2. Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaa yang akan dilalui.
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
4. Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas
5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi
6. Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara lebih efisien dan efektif
7. Dengan perencanaan, perkembangan ekonom yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat ditingkatkan
8. Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
Periode Orde Baru, dibagi dalam :
• Periode 1945 – 1950
• Periode 1951 – 1955
• Periode 1956 – 1960
• Periode 1961 – 1966
Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
• Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
• Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
• Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
• Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
• Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
• Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Adapun definisi perencanaan pembangunan, menurut Bintoro Tjokromidjojo, manfaat perencanaan adalah :
1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu persyaratan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
2. Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaa yang akan dilalui.
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
4. Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas
5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi
6. Penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara lebih efisien dan efektif
7. Dengan perencanaan, perkembangan ekonom yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus menerus dapat ditingkatkan
8. Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
Periode Orde Baru, dibagi dalam :
• Periode 1945 – 1950
• Periode 1951 – 1955
• Periode 1956 – 1960
• Periode 1961 – 1966
Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
• Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
• Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
• Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
• Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
• Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
• Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Rabu, 07 Maret 2012
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
Dwi Prastyanto
28211666
1EB24
A. Pengertian Sistem
Berdasarkan dari beberapa sumber yang saya baca, Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,materi atau energi. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Jadi sistem bisa dibilang sekumpulan hal yang memiliki hubungan diantara mereka.
B. Perkembangan Sistem Perekonomian
Menurut saya sistem eknomi itu sudah ada/berlaku sejak dahulu, pada zaman pra-sejarah manusia sudah mengenal barter, kegiatan tersebut sudah tergolong ke dalam kegiatan ekonomi. Dan hingga sekarang manusia sering melakukan transaksi jual-beli, dan itu sudah termasuk ke dalam sistem ekonomi. Dengan semakin berkembangnya jumlah manusia dan kebutuhannya, semakin dirasakan perlunya sistem perekonomian yang lebih teratur dan terencana.
C. Macam-macam Sistem Ekonomi
1) Sistem Perekonomian Tradisional
Sistem ekonomi yang masih sangat terikat dengan adat istiadat, kebiasaan , dan nilai budaya setempat.
Jadi dalam perekonomian tradisional masih menggunakan system turun temurun yang berlaku dalam suatu masyarakat dan telah menjadi nilai budaya setempat.
Ciri-ciri sistem perekonomian tradisional
1. Alat alat yang digunakan dalam proses produksi masih sangat sederhana
2. Kegiatan produksinya umumnya mengolah tanah dan mengumpulkan barang yang disediakan alam
3. Masih menggunakan system barter,karena belum mengenal tukar menukar dengan uang
4. Modal masih terbatas ,maka produktivitas juga rendah
5. Masyarakatnya sulit menerima perubahan,karena terikat dengan tradisi
2) Sistem Perekonomian Liberal (Kapitalis)
Suatu sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih dan melakukan usaha sesuai keinginan dan keahliannya
Sistem ekonomi liberal diperkenalkan oleh ekonomi Adam Smith (1723-1790)berkebangsaan inggris
Sistem ini tidak menghendaki adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian,sehingga masyarakat sebagai pelaku ekonomi bebas berusaha dan saling berkompetisi meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi dirinya.
Ciri- ciri sistem ekonomi liberal :
1. Hak milik perorangan diakui seperti pemilikan barang barang,modal,dan alat industri
2. Individu bebas melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan kemampuannya
3. Jenis,jumlah,dan harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran
4. Perekonomian ditandai dengan persaingan bebas
5. Kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan produksi,distribusi dan konsumsi dalam pengaturannya diserahkan kepada setiap individu Contoh : Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa Barat
3 Sistem Perekonomian Sosialis (Etatisme)
Sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan ,dilaksanakan,dan diawasi pemerintah secara terpusat atau sistem perekonomian dengan cara mengambil dan memadukan ciri – ciri,baik dari sistem liberal maupun sistem sosial yang sesuai bagi Negara penganutnya.
Ciri- ciri perekonomian sosial :
1. Faktor- faktor produksi dikuasai Negara secara terpusat
2. Kegiatan perekonomianyaa sepenuhnya diatur oleh Negara
3. Harga barang dan jasa ditetapkan oleh pemerintah
4. Hak milik individu tidak diakui Contoh : Kuba, Korea Utara, dan Negara-negara Eropa Timur, dan RRC
D. Para Pelaku Ekonomi Di Indonesia
Dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga pelaku ekonomi pokok yaitu:
1. Koperasi
2. Sektor Swasta
3. Sektor Pemerintah
Sesuai dengan Trilogi Pembangunan, maka masing-masing pelaku tersebut memiliki prioritas fungsi sebagai berikut :
1. Koperasi :
Pemerataan hasil ekonomi, Pertumbuhan kegiatan ekonomi, Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi.
2. Swasta :
Pertumbuhan kegiatan ekonomi, Pemerataan hasil ekonomi, Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi
3. Pemerintah BUMN :
Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi, Pemerataan hasil ekonomi, Pertumbuhan kegiatan ekonomi
Sumber :
http://yudhadwisyahputra.blogspot.com/2011/03/sistem-perekonomian-dan-jenis-jenis.html
Aris Budi Setyawan (Perekonomian Indonesia)
28211666
1EB24
A. Pengertian Sistem
Berdasarkan dari beberapa sumber yang saya baca, Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,materi atau energi. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Jadi sistem bisa dibilang sekumpulan hal yang memiliki hubungan diantara mereka.
B. Perkembangan Sistem Perekonomian
Menurut saya sistem eknomi itu sudah ada/berlaku sejak dahulu, pada zaman pra-sejarah manusia sudah mengenal barter, kegiatan tersebut sudah tergolong ke dalam kegiatan ekonomi. Dan hingga sekarang manusia sering melakukan transaksi jual-beli, dan itu sudah termasuk ke dalam sistem ekonomi. Dengan semakin berkembangnya jumlah manusia dan kebutuhannya, semakin dirasakan perlunya sistem perekonomian yang lebih teratur dan terencana.
C. Macam-macam Sistem Ekonomi
1) Sistem Perekonomian Tradisional
Sistem ekonomi yang masih sangat terikat dengan adat istiadat, kebiasaan , dan nilai budaya setempat.
Jadi dalam perekonomian tradisional masih menggunakan system turun temurun yang berlaku dalam suatu masyarakat dan telah menjadi nilai budaya setempat.
Ciri-ciri sistem perekonomian tradisional
1. Alat alat yang digunakan dalam proses produksi masih sangat sederhana
2. Kegiatan produksinya umumnya mengolah tanah dan mengumpulkan barang yang disediakan alam
3. Masih menggunakan system barter,karena belum mengenal tukar menukar dengan uang
4. Modal masih terbatas ,maka produktivitas juga rendah
5. Masyarakatnya sulit menerima perubahan,karena terikat dengan tradisi
2) Sistem Perekonomian Liberal (Kapitalis)
Suatu sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih dan melakukan usaha sesuai keinginan dan keahliannya
Sistem ekonomi liberal diperkenalkan oleh ekonomi Adam Smith (1723-1790)berkebangsaan inggris
Sistem ini tidak menghendaki adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian,sehingga masyarakat sebagai pelaku ekonomi bebas berusaha dan saling berkompetisi meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi dirinya.
Ciri- ciri sistem ekonomi liberal :
1. Hak milik perorangan diakui seperti pemilikan barang barang,modal,dan alat industri
2. Individu bebas melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan kemampuannya
3. Jenis,jumlah,dan harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran
4. Perekonomian ditandai dengan persaingan bebas
5. Kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan produksi,distribusi dan konsumsi dalam pengaturannya diserahkan kepada setiap individu Contoh : Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa Barat
3 Sistem Perekonomian Sosialis (Etatisme)
Sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan ,dilaksanakan,dan diawasi pemerintah secara terpusat atau sistem perekonomian dengan cara mengambil dan memadukan ciri – ciri,baik dari sistem liberal maupun sistem sosial yang sesuai bagi Negara penganutnya.
Ciri- ciri perekonomian sosial :
1. Faktor- faktor produksi dikuasai Negara secara terpusat
2. Kegiatan perekonomianyaa sepenuhnya diatur oleh Negara
3. Harga barang dan jasa ditetapkan oleh pemerintah
4. Hak milik individu tidak diakui Contoh : Kuba, Korea Utara, dan Negara-negara Eropa Timur, dan RRC
D. Para Pelaku Ekonomi Di Indonesia
Dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga pelaku ekonomi pokok yaitu:
1. Koperasi
2. Sektor Swasta
3. Sektor Pemerintah
Sesuai dengan Trilogi Pembangunan, maka masing-masing pelaku tersebut memiliki prioritas fungsi sebagai berikut :
1. Koperasi :
Pemerataan hasil ekonomi, Pertumbuhan kegiatan ekonomi, Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi.
2. Swasta :
Pertumbuhan kegiatan ekonomi, Pemerataan hasil ekonomi, Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi
3. Pemerintah BUMN :
Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi, Pemerataan hasil ekonomi, Pertumbuhan kegiatan ekonomi
Sumber :
http://yudhadwisyahputra.blogspot.com/2011/03/sistem-perekonomian-dan-jenis-jenis.html
Aris Budi Setyawan (Perekonomian Indonesia)
Minggu, 01 Januari 2012
Tugas Pengantar Bisnis
Nama : Dwi Prastyanto
NPM : 28211666
Kelas : 1EB24
Soal :
Anggota
Investasi Kekayaan Pribadi
Fa. Maju Mundur
A Rp. 800.000,- Rp. 400.000,-
B Rp. 600.000,- Rp. 300.000,-
C Rp. 400.000,- Rp. 200.000,-
D Rp. 200.000,- Rp. 100.000,-
1.Berdasarkan data diatas. Ditetapkan jika perusahaan memperoleh keuntungan akan dibagikan kepada masing-masing investor setelah dikurangi 50% sebagai Laba Yang Ditahan. Apabila dibulan pertama beroperasi Fa. Maju Mundur memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp. 1.000.000.-. Berapa keuntungan yang diperoleh masing-masing anggota (A, B, C, D)?
2.Berdasarkan data diatas. Apabila dibulan kedua terdapat kewajiban/utang kepada Bank DIO sebesar Rp. 2.000.000.-. Berapa besar kewajiban yang dibebankan atas harta kekayaan milik pribadi masing-masing anggota (A, B, C, D)?
Fa. Maju Mundur
A Rp. 800.000,- Rp. 400.000,-
B Rp. 600.000,- Rp. 300.000,-
C Rp. 400.000,- Rp. 200.000,-
D Rp. 200.000,- Rp. 100.000,-
1.Berdasarkan data diatas. Ditetapkan jika perusahaan memperoleh keuntungan akan dibagikan kepada masing-masing investor setelah dikurangi 50% sebagai Laba Yang Ditahan. Apabila dibulan pertama beroperasi Fa. Maju Mundur memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp. 1.000.000.-. Berapa keuntungan yang diperoleh masing-masing anggota (A, B, C, D)?
2.Berdasarkan data diatas. Apabila dibulan kedua terdapat kewajiban/utang kepada Bank DIO sebesar Rp. 2.000.000.-. Berapa besar kewajiban yang dibebankan atas harta kekayaan milik pribadi masing-masing anggota (A, B, C, D)?
Jawab :
1)
50% x Rp. 1.000.000 = Rp. 500.000
Total
Laba A :
800.000
x 500.000 = 400.000
1.000.000
Jadi, 800.000 +
400.000 = Rp.
1.200.000
Total
Laba B
:
600.000
x 500.000 = 300.000
1.000.000
Jadi,
600.000 + 300.000 = Rp.
900.000
Total
Laba C
:
400.000
x 500.000 = 200.000
1.000.000
Jadi, 400.000 +
200.000 = Rp. 600.000
Total Laba D
:
200.000
x 500.000 = 100.000
1.000.000
Jadi, 200.000 +
100.000 = Rp. 300.000
2) 50% x Rp. 2.000.000 = Rp. 1.000.000
Besar
Beban Kewajiban A :
400.000
x 2.000.000 = Rp.
800.000
1.000.000
Besar Beban
Kewajiban B :
300.000
x 2.000.000 = Rp.
600.000
1.000.000
Besar Beban
Kewajiban C :
200.000 x
2.000.000 = Rp.
400.000
1.000.000
Besar Beban
Kewajiban D :
100.000 x
2.000.000 = Rp.
200.000
1.000.000
Langganan:
Postingan (Atom)